Gypsophila
Daisuga Au
Gypsophila: pureness, everlasting, and undying love.
Sugawara menatap cermin di depannya. Ia membenarkan pakaian yang ia kenakan. Kemeja putih yang dibalut dengan jas berwarna biru muda yang sewarna dengan celananya melekat sempurna di tubuhnya. Di kerah kiri tersenyap mawar putih dan gypsophila yang melengkapi penampilan. Sekali lagi, kedua netranya menatap pantulan dirinya di cermin, memastikan semuanya sempurna.
Sugawara melihat jam dinding di sisi kiri. Oh, waktunya tiba. Lekas ia keluar dari ruang ganti dan menuju ke altar. Ia melewati gapura berhias ramai bunga mawar, anyelir, dan lili serba putih—gapura yang menandai hidup baru. Langkahnya ia bawa hati-hati sambil menguatkan hati. Di sana telah berbaris groomsmen dan braidsmaid dengan elok.
Tibalah saatnya. Pria bersurai hitam, pria yang tengah berbahagia, kini menghampiri altar. Senyum yang sempurna dengan setia merekah di wajahnya. Kini pria itu berdiri sempurna di atas altar, menghadap ke arah gapura kembang. Sugawara tak henti menarik busur di wajah, ia tersenyum. Ia masih berdiri dengan tegap di antara jajaran para groomsmen. Kini sang pria, Sawamura Daichi, menunggu sang pengantin yang berjalan perlahan menghampirinya. Pengantin cantik dari teman semasa SMA. Siapa yang tahu mereka akhirnya berjodoh.
Sugawara masih tersenyum. Namun jauh di lubuk hatinya, ia remuk redam. Lima tahun bersama, namun ia bukanlah pelabuhan cinta.
Sawamura Daichi, cinta pertamaku, semoga kau bahagia.
Fin.
#206words 13/12/'20 14/12/'20
A/n: I WISH I WERE HEATHEERR